belajar menghitung
Minggu, 11 November 2018
Materi Bahasa Indonesia Kelas 3
MENYUSUN PARAGRAF
Menyusun Kalimat Menjadi Paragraf Sederhana
a.
Definisi/Pengertian
kalimat
Kalimat
adalah satuan bahasa berupa kata atau rangkaian kata yang dapat berdiri sendiri
dan amenyatakan makna yang lengkap. Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang
mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan cara lisan maupun tulisan. Dalam
wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut,
disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Sedangkan dalam wujud tulisan
berhuruf latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda
titik (.), tanda tanya (?) dan tanda seru (!). Sekurang-kurangnya kalimat dalam
ragam resmi, baik lisan maupun tertulis, harus memiliki sebuah subjek (S) dan
sebuah predikat (P). Kalau tidak memiliki kedua unsur tersebut, pernyataan itu
bukanlah kalimat melainkan hanya sebuah frasa. Itulah yang membedakan frasa
dengan kalimat. Di sini, kalimat dibagi menjadi dua, yaitu:
1.
Kalimat
tunggal
Kalimat
tunggal adalah kalimat yang hanya mempunyai satu pola kalimat, yaitu hanya
memiliki satu subjek dan satu predikat, serta satu keterangan (jika perlu)
2.
Kalimat
majemuk
Kalimat
majemuk adalah kalimat yang mempunyai dua pola kalimat atau lebih. Kalimat
majemuk ini terdiri dari induk kalimat dan anak kalimat. Cara membedakan anak
kalimat dan induk kalimat yaitu dengan melihat letak konjungsi. Induk kalimat
tidak memuat konjungsi di dalamnya, konjungsi hanya terdapat pada anak kalimat.
Setiap
kalimat majemuk mempunyai kata penghubung yang berbeda, sehingga jenis kalimat
tersebut dapat diketahui dengan cara melihat kata penghubung yang digunakannya.
Jenis-jenis kalimat majemuk adalah:
a). Kalimat
majemuk setara
Kalimat
majemuk setara yaitu penggabungan dua kalimat atau lebih kalimat tunggal yang
kedudukannya sejajar atau sederajat.
Berdasarkan
kata penghubungnya (konjungsi), kalimat majemuk setara terdiri dari lima macam,
yakni:
Jenis
Konjungsi
penggabungan
Dan
penguatan/Penegasan
Bahkan
Pemilihan
Atau
Berlawanan
di lanjutkan
pada sebuah kalimat majemuk yang kedua (sedangkan)
urutan waktu
kemudian, lalu,
lantas
Contoh:
Juminten pergi
ke pasar. (kalimat tunggal 1)
Norif berangkat
ke bengkel. (kalimat tunggal 2)
Juminten pergi
ke pasar sedangkan Norif berangkat ke bengkel. (kalimat majemuk)
Norif berangkat
ke bengkel sedangkan Juminten pergi ke pasar. (kalimat majemuk)
b). Kalimat majemuk rapatan
Kalimat
majemuk rapatan yaitu gabungan beberapa kalimat tunggal yang karena subjek,
predikat atau objeknya sama,maka bagian yang sama hanya disebutkan sekali.
Contoh:
Pekerjaannya
hanya makan. (kalimat tunggal 1)
Pekerjaannya
hanya tidur. (kalimat tunggal 2)
Pekerjaannya
hanya merokok. (kalimat tunggal 3)
Pekerjaannya
hanya makan, tidur, dan merokok. (kalimat majemuk rapatan)
c). Kalimat majemuk bertingkat
Kalimat
majemuk bertingkat yaitu penggabungan dua kalimat atau lebih kalimat tunggal
yang kedudukannya berbeda. Di dalam kalimat majemuk bertingkat terdapat unsur
induk kalimat dan anak kalimat. Anak kalimat timbul akibat perluasan pola yang
terdapat pada induk kalimat.
Berdasarkan
kata penghubungnya (konjungsi), kalimat majemuk bertingkat terdiri dari sepuluh
macam, yakni:
Jenis
biarpun Konjungsi
Syarat
jika, kalau,
manakala, andaikata, asal(kan)
Tujuan
agar, supaya,
biar
perlawanan
(konsesif)
walaupun,
kendati(pun),
Penyebaban
sebab, karena,
oleh karena
pengakibatan
maka, sehingga
Cara
dengan, tanpa
Alat
dengan, tanpa
perbandingan
seperti,
bagaikan, alih-alih
Penjelasan
Bahwa
Kenyataan
Padahal
Contoh:
1. Kemarin ayah mencuci motor. (induk
kalimat)
2. Ketika matahari berada di ufuk timur.
(anak kalimat sebagai pengganti keterangan waktu)
Ketika matahari
berada di ufuk timur, ayah mencuci motor. (kalimat majemuk bertingkat cara 1)
Ayah mencuci
motor ketika matahari berada di ufuk timur. (kalimat majemuk bertingkat cara 2)
d). Kalimat majemuk campuran
Kalimat majemuk
campuran yaitu gabungan antara kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk
bertingkat. Sekurang-kurangnya terdiri dari tiga kalimat.
Contoh:
Toni bermain
dengan Kevin. (kalimat tunggal 1)
Rina membaca
buku di kamar kemarin. (kalimat tunggal 2, induk kalimat)
Ketika aku
datang ke rumahnya. (anak kalimat sebagai pengganti keterangan waktu)
Toni bermain
dengan Kevin, dan Rina membaca buku di kamar, ketika aku datang ke rumahnya.
(kalimat majemuk campuran)
Pola Kalimat
Kalimat yang
kita gunakan sesungguhnya dapat dikembalikan ke dalam sejumlah kalimat dasar
yang sangat terbatas. Dengan perkataan lain, semua kalimat yang kita gunakan
berasal dari beberapa pola kalimat dasar saja. Sesuai dengan kebutuhan kita
masing-masing, kalimat dasar tersebut kita kembangkan, yang pengembangannya itu
tentu saja harus didasarkan pada kaidah yang berlaku.
Berdasarkan
keterangan sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa kalimat dasar ialah
kalimat yang berisi informasi pokok dalam struktrur inti, belum mengalami
perubahan. Perubahan itu dapat berupa penambahan unsur seperti penambahan
keterangan kalimat ataupun keterangan subjek, predikat, objek, ataupun
pelengkap. Kalimat dasar dapat dibedakan ke dalam delapan tipe sebagai berikut.
Kalimat Dasar
Berpola S P
Kalimat dasar
tipe ini memiliki unsur subjek dan predikat. Predikat kalimat untuk tipe ini
dapat berupa kata kerja, kata benda, kata sifat, atau kata bilangan. Misalnya:
Mereka / sedang
berenang. = S / P (Kata Kerja)
Ayahnya / guru
SMA. = S / P (Kata Benda)
Gambar itu /
bagus.= S / P (Kata Sifat)
Peserta
penataran ini / empat puluh orang. = S / P (Kata Bilangan)
Kalimat Dasar
Berpola S P O
Kalimat dasar
tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan objek. subjek berupa nomina atau
frasa nominal, predikat berupa verba transitif, dan objek berupa nomina atau
frasa nominal. Misalnya:
Mereka / sedang
menyusun / karangan ilmiah. = S / P / O
Kalimat Dasar
Berpola S P Pel.
Kalimat dasar
tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan pelengkap. Subjek berupa nomina
atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif atau kata sifat, dan
pelengkap berupa nomina atau adjektiva. Misalnya:
Anaknya /
beternak / ayam. = S / P / Pel.
Kalimat Dasar
Berpola S P O Pel.
Kalimat dasar
tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan pelengkap. subjek berupa
nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, objek berupa
nomina atau frasa nominal, dan pelengkap berupa nomina atau frasa nominal.
Misalnya:
Dia / mengirimi
/ saya / surat. = S / P / O / Pel.
Kalimat Dasar
Berpola S P K
Kalimat dasar
tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan harus memiliki unsur keterangan
karena diperlukan oleh predikat. Subjek berupa nomina atau frasa nominal,
predikat berupa verba intransitif, dan keterangan berupa frasa berpreposisi.
Misalnya:
Mereka /
berasal / dari Surabaya. = S / P / K
Kalimat Dasar
Berpola S P O K
Kalimat dasar
tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan keterangan. subjek berupa
nomina atau frasa nomina, predikat berupa verba intransitif, objek berupa
nomina atau frasa nominal, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya:
Kami /
memasukkan / pakaian / ke dalam lemari. = S / P / O / K
Kalimat Dasar
Berpola S P Pel. K
Kalimat dasar
tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, pelengkap, dan keterangan. Subjek
berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif atau kata
sifat, pelengkap berupa nomina atau adjektiva, dan keterangan berupa frasa
berpreposisi. Misalnya :
Ungu / bermain
/ musik / di atas panggung. = S / P / Pel. / K
Kalimat Dasar
Berpola S P O Pel. K
Kalimat dasar
tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan.
subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif,
objek berupa nomina atau frasa nominal, pelengkap berupa nomina atau frasa
nominal, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya:
Dia / mengirimi
/ ibunya / uang / setiap bulan. = S / P / O / Pel. / K
Langganan:
Postingan (Atom)